Ini Tip buat para Mahasiswa Baru
Kenalan sama kakak tingkat (kating). Ketika kamu masuk perguruan tinggi pasti kamu membutuhkan banyak informasi mengenai perkuliahan. Nah, salah satu sumber informasi bisa kamu dapatkan dengan cara kenalan sama kating yang sejurusan sama kamu.
Menurut M Okiba JE (@okelfa), usahakan cari kenalan kating yang memiliki hubungan dengan kamu, misalnya berasal dari sekolah yang sama, berasal dari daerah yang sama, atau kating yang jadi fasilitator kamu saat ospek bisa aja kamu deketin.
“Manfaat punya kenalan kating yang sejurusan sama kamu diantaranya: bisa dapet info mengenai perkuliahan di jurusan kamu, info macam-macam karakteristik dosen yang akan mengajar kamu, bahkan bisa dapet materi kuliah yang berguna buat menunjang kegiatan akademik kamu.” katanya.
Berbeda dengan pengalaman kardus (@haiakukardus) yang memang sudah jadi mahasiswa. Dia membagikan cerita mengenai cara survive dari banyak tekanan hidup, gara-gara merasa salah memilih (jurusan kuliah.
Kardus sekarang berstatus mahasiswa semester 5 di PTS di Bandung. Saat tamat SMA memang tidak diterima di SNMPTN dan SBMPTN. Sedih? Untuk diri sendiri, dia bilang tidak, tapi kalau mengingat perasaan orang tua, jadi tidak enak juga.
Waktu itu, dia sudah lost mind, tak tahu lagi mau ke mana, sampai sang ayah berkata : “Sekarang terserah kamu ajalah, mau kuliah di mana, ayah siapin uang aja.” Bayangkan, seperti apa resahnya saat itu.Selang beberapa hari. Seorang teman SMP bilang, ada pendaftaran jalur terakhir di PTS Bandung, tempatnya kuliahnya sekarang. Tanpa pikir panjang, kardus, langsung minta linknya dan daftar. dan di sinilah awal mulanya.
Ada banyak banget pilihan jurusan. Kardus bingung. Di otaknya terpikir, dia bisa terima asalkan tak berhubungan dengan matematika, sains, fisika, kimia, dan tetek bengek lain yang seperti itu. Jujur, dia tidak bisa nangkep cepat untuk IPA-IPAN meski di SMA masuk IPA.
Bukan tidak bisa. Kardus males belajar sehingga otaknya semakin lambat menangkap pelajaran hitung-hitungan. Ngerti iya, tapi tidak cekatan. Ketimbang menyiksa diri sendiri mendingan menghindarinya.
Anyway, kardus beruntung. Orang tuanya tidak menuntut harus ke mana, sesuai permintaan mereka. Kardus bebas, sampai tidak tahu harus ke mana. Secara singkat, dia menemukan jurusan-jurusannya. Salah satunya DKV, Public Relation, dan sejenisnya.
“Selain IPA, saya keep jurusan yang berhubungan dengan komputer meski lumayan lancar dan ngerti. Awalnya, pengen masuk bahasa tapi gak ada di sana. Pas milih jurusan itu, tentu saya cari yang prospek kerja,” ceritanya.
Teman-teman kardus lebih menggunakan prospek kerja dalam memilih jurusan, dan bukan minat yang mereka mau. Tidak salah, cuma kardus tidak seperti gaya mindsetnya. Dia berpikir, kesempatan kerja ada di mana saja asalkan sesuai dan seimbang dengan kemampuan.
Setelah semalaman mikir dan melihat prospek kerja lumayan, kardus memilih dua jurusan : sistem komputer dan DKV. Jauh banget memang. Dia memilih DKV karena suka hal yang berbau seni, tapi akhirnya milih komputer.
Anyway, dia mendaftar dengan 1 pilihan. dan alhamdulillah lulus. Masuklah dia di prodi itu. Senang karena banyak teman baru dari berbagai daerah. Tapi pas lihat jadwal matkulnya : SEMUANYA LITERALLY MTK, FISIKA, KIMIA, DAN ITUNG2AN LAINNYA.
“Deg-deganlah, anjir. Saya nggak tahu kalau di jurusan itu belajarnya apa dan gimana. Soalnya aku pikir kaya yang nggak serumit itu. Di sini titik kebodohan saya selanjutnya,” paparnya.Semester 1, semester 2 berjalan dengan banyak sekali tekanan yang dia bikin sendiri. Kardus bertemu kalkulus, fisika, dan kimia di waktu yang sama, lagi. Padahal, awalnya menghindari. “Emang Tuhan adil, mau lari malah disodorin,” ujarnya sambil tertawa kecut.
Kuliah kardus hampir berantakan. Setiap ujian dia datang 2 jam lebih awal. Buat apa? Biar bisa duduk di belakanglah, nyontek. Jangan ditiru ya.. tapi buat kalian yang benci teman yang nyontek its okay tapi jangan dicaci. (*)