Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Apa itu Stockholm Syndrome : Cinta Padahal Disiksa

PERNAH nggak  mengalami atau punya teman yang kekeuh cinta sama pasangannya, padahal jelas-jelas disiksa? Fenomena ini dikenal dengan nama Stockholm Syndrome. Awalnya, korban benci sama perampok dan sadar kalau terancam, tapi persepsi mereka berubah dari hari ke hari.

Apa yang menyebabkan hal ini? Karena selama proses penyanderaan, terjalin keterikatan emosi (bonding) antara korban dan pelaku. Di fase awal, korban ngerasain stress berat akibat isolasi tersebut. Tapi pas mereka merasa tidak bisa keluar dari keadaan ini dan pasrah, mereka menjadi terbiasa lalu menerima itu sebagai kenyataan hidup.

Selama penyanderaan, pelaku mengisolasi korban dari komunikasi dunia luar. Satu-satunya komunikasi korban adalah dengan pelaku. Perampok itu  dianggap satu-satunya teman komunikasi. Korban mulai terjatuh ke persepsi kalau perampok adalah satu-satunya pihak yang mengerti kondisi dan perasaan mereka.

Image perampok di benak korban sudah berubah, dari penganiaya menjadi yang paling mengerti kondisi korban. Kendengarannya seperti sesuatu yang hanya terjadi di film-film aja, yah? Salah besar.

Kondisi ini bisa ditemukan jika kamu punya pasangan yang posesif bahkan sampai abusive. Wujud isolasinya adalah ketika pasangan mulai menarik kamu dari teman-teman kamu dan mempersempit lingkungan sosial. Di sini kamu mulai merasa satu-satunya sosok yang bisa menjadi tempat kamu komunikasi dan paling mengerti kondisi kamu hanya dia.

Pasangan juga tidak ragu mengancam dan menganiaya. Setelah menganiaya, pelaku akan meminta maaf dan mengakui betapa takutnya dia kehilangan kamu. Fase berikutnya mulai muncul rasa empati kamu ke diri si pelaku. Kamu mulai merasa kamu lah yang bertanggung jawab atas kondisi dia.

Dan kamu tidak bisa pergi meninggalkan dia yang lemah dan insecure. Tiap kali kamu dianiaya, kamu selalu maklum perbuatan kasarnya tersebut karena kamu merasa dia sedang “sakit”. Di sini kamu secara tidak sadar sudah mulai masuk ke “lingkaran setan” yang tidak akan pernah berhenti karena kamu ingin memperbaiki dirinya yang tidak pernah berubah.

Bila sudah terjerat, bagaimana? Jika kamu sudah terjerat Stockholm Syndrome, akan sulit untuk ditolong karena buat kamu orang lain tidak mengerti pasangan dan hanya bisa menghakimi. Biasanya sudah tersadar dalam kondisi yang cukup kritis.

Dan korban yang berhasil selamat biasanya membawa efek trauma yang mendalam. Seperti pesimis terhadap cinta, krisis kepercayaan diri, takut jatuh cinta lagi, sulit mempercayai orang lain. Dan begitu miris ketika melihat statistik kalau korban dari sindrom ini mostly adalah wanita

Jika orang itu adalah kamu, sadarkan diri kamu sebelum terlambat. Dia tidak akan berubah hanya karena kamu bertahan. Bila orang itu adalah sahabat kamu, berikan link utas ini ke dia. Apakah kamu punya cerita sendiri?

Sumber : Revolusi Pria (@hitmansystem), 28 Agustus 2019.
Auto Europe Car Rental