Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tiga Panduan Teknik Memotret dengan Smartphone


ORANG sekarang sudah bisa dengan mudah memotret dengan smartphone. Ya, karena perangkat yang satu itu tidak pernah lepas dari genggaman. Jadilah, smartphone menjadi barang yang selalu harus menemani setiap saat, setiap tempat dan sebagainya.

Kemudahan semakin nyata dengan hadirnya teknologi terbaru di smartphone yang mendukung fotografi. Ada smartphone yang sudah mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) serta memakai tiga lensa kamera, dengan fungsi berbeda.

Tapi maksimal tidaknya sebuah hasil fotografi, tergantung kepada siapa yang memegangnya atau siapa yang menggunakannya. Jangan khawatir, bagi kamu yang pemula, ini ada pandung tekniknya, biar fotomu maksimal.

Panduan ini merupakan tips dari Renaldi Ahmad (@skinnymonkey) dalam Workshop Mobile Photography yang diselenggarakan SanDisk, Kamis (20/9/2018). Tiga panduan teknik ini harus kamu pelajari secara benar, biar hasil fotomu maksimal.

Gunakan Rule of third
Ini adalah teknik komposisi yang sudah turun temurun digunakan sepanjang sejarah fotografi. Menurut Renaldi, sangat relevan untuk mobile photography. Foto bisa lebih indah, menonjolkan cerita dan punya perspektif yang unik.

Teknik Rule of Third mengajarkan fotografer memiliki perspektif agar tidak selalu menempatkan objek foto di tengah frame. Dengan prinsip rule of third, objek tidak harus selalu di tengah, tapi bisa di posisi lain agar menarik orang yang melihat.

Untuk mudahnya, cek di bagian grid di smartphone, kotak berjumlah sembilan buah. Gunakan itu sebagai  grid pemandu di aplikasi kamera, memudahkan menempatkan objek foto. (contoh fotonya, paling atas di halaman ini)

Menurut Renaldi, grid pada kamera smartphone memiliki empat titik persimpangan. Nah pada titik inilah sebaiknya kamu berkreasi dan meletakkan fokus objek foto, dengan harapan hasilnya memuat lebih banyak kesan dan cerita.


Menggunakan Sense of scale
Teknik kedua pada mobile photography ini, berarti pengguna smartphone dapat mengisi frame dengan dua objek yang memiliki ukuran berbeda. Dengan demikian menghasilkan foto yang punya pesan atau mamp 'bicara' mengenai betapa besar atau betapa kecil ukuran objek di dalamnya.

Silakan untuk memberikan skala pembanding terhadap bangun story telling. Menurut Renaldi, sense of scala bisa menjadi poin story telling yang unik dan kuat. Cari dua objek berbeda guna membandingkan ukuran, misalnya memotret batu besar dengan menyelipkan orang di dalam frame.


Ikuti Leading Line
Teknik berikutnya adalah menggunakan Leading Line, yang artinya garis di dalam gambar. Garis itu  yang akan mengarahkan mata si pengguna smartphone ke objek foto. Bentuknya bisa apa saja, atau tidak harus benar-benar berbentuk garis. Misalnya jalanan, garis pantai, atau bagian arsitektur dari sebuah gedung yang membentuk garis ke arah objek fotomu.
Auto Europe Car Rental