Untuk sang Ibu Juanita Manifesti Masak Menu Favorit
Meski tidak mahir memasak, kolaborasi Ita, ayah dan dua saudaranya itu tetap suka cita menghidangkan olahan bebek kesukaan sang ibu." Saya paling senang kebersamaan seperti itu,” mahasiswi Akuntansi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini kepada Surya.
Memang, 22 Desember adalah momen istimewa bagi keluarga Ita. Perayaan Hari Ibu secara nasional berbarengan dengan hari ulang tahun ibunya. Dara kelahiran 1 Juni 1994 itu juga mengucapkan happy mother's day sekaligus happy birth day kepada ibunda tercinta.
Sebuah perhatian kecil yang membuat ibu Ita menangis haru. “Saya sekeluarga, nggak so sweet banget. Tapi, kami selalu berusaha ngasih yang istimewa tiap hari ibu. Kadang ibu sampai mewek dan peluk kami satu per satu," lanjutnya.
Selain mengerjakan semua beban rumah tangga seharian, Ita sekeluarga membelikan kado istimewa. Anggota komunitas pecinta alam Koral ini lebih senang membelikan hadiah sesuai keinginan ibunya.
Dia tidak pernah diam-diam memberikan surprise karena takut tidak sesuai harapan. Sang ibu tidak suka dibuat terkaget-kaget. Jadi, Ita sering bertanya apa yang ibunya inginkan jauh-jauh hari sebelum membeli kado.
Rencananya, Hari Ibu tahun ini, Ita bersama kakak laki-lakinya akan membuat kue tart spesial. Anak kedua ini ingin dia sekeluarga meniup lilin berbentuk angka 49 sebagai tanda usia ibunya.
Sayang, rencana itu terhalang beban skripsi. Ita tidak dapat merayakan Hari Ibu karena menyelesaikan administrasi persidangan di kampus. Ayahnya juga berada di Jakarta. Praktis, Ita sekeluarga tidak dapat berkumpul.
Untuk menghilangkan rasa kecewanya, cewek berzodiak Gemini ini tetap menjaga komunikasi yang baik dengan ibu setiap hari. Apalagi, sejak tiga tahun lalu keluarganya mengaktifkan grup Whats App (WA) keluarga.
“Kalau udah pulang kampung, baru menjalankan tradisi memanjakan ibu seperti biasa,” ungkap cewek yang sering memanggil ibunya dengan sebutan Mbok Darmi ketika bercanda. (riris aditia n)